Saturday, March 31, 2018

AA YKPN: Tujuan Audit Laporan Keuangan

Auditing atau pengauditan adalah mata kuliah yang dipandang tidak menarik dan sulit bagi sebagian besar mahasiswa juruan akuntansi, karena ketika membaca buku auditing akan bertemu dengan konsep yang rumit dengan bahasa akademik yang rumit pula.

Auditing itu ibarat pembuat minuman teh mencicipi teh buatannya untuk memastikan teh yang dibuat sesuai dengan standar minuman teh yang enak. Jadi, mencicipi teh adalah sama dengan mengaudit rasa teh untuk memastikan ketepatan rasa teh sesuai dengan standar minuman teh yang enak,

Audit diperlukan dalam bidang apapun karena adanya potensi kesalahan, kecurangan, serta berbagai penyimpangan pada objek audit.  Pada saat audit diterapkan pada laporan keuangan, untuk menguji kebenaran atau kewajaran laporan keuangan, maka nama auditnya adalah Audit Laporan Keuangan atau financial statements audit. 

Oleh sebab itu, audit dapat diklasifikasi ke dalam beberapa jenis audit, dengan nama audit sesuai dengan bidang yang diaudit, misalnya:

  1. Audit Laporan Keuangan, ditujukan untuk menguji kewajaran laporan keuangan.
  2. Audit Kepatuhan, ditujukan untuk menguji kepatuhan praktik dengan kebijakan atau prosedur yang berlaku.
  3. Audit Operasional, ditujukan untuk menguji kinerja operasional organisasi atau divisi, sering juga disebut dengan management audit.
  4. Audit Teknologi Informasi, ditujukan untuk menguji keandalan fungsi TI sesuai dengan spesifikasi TI. 
Audit dilakukan dengan cara mengumpulkan bukti pendukung objek audit untuk tujuan pengujian objek audit. Untuk meningkatkan efektifitas atau ketepatan kesimpulan audit, maka kriteria pengumpulan bukti ada dua, yaitu jumlahnya harus cukup atau representatif dan serta validitasnya tinggi.  

Untuk audit laporan keuangan, bukti audit dapat diklasifikasi ke dalam dua jenis, yaitu:
  1. Bukti pembukuan, mencakup bukti transaksi dengan seluruh catatan atau data pembukuan.
  2. Bukti penguat, yaitu bukti-bukti lain yang menguatkan bukti pembukuan.
Auditor memerlukan bukti penguat karena tidak ada jaminan bahwa bukti pembukuan sesuai dengan realitas atau fakta yang dibukukan, contoh:
  1. Saldo kas belum tentu sama dengan jumlah kas yang sesungguhnya dimiliki perusahaan, maka diperlukan bukti penguat berupa perhitungan kas.
  2. Saldo persediaan belum tentu sama dengan jumlah serta kondisi persediaan yang ada di gudang, maka diperlukan perhitungan persediaan serta pemeriksaan atas jumlah dan kondisi persediaan yang ada di gudang.
Definisi Audit

Audit adalah proses yang sistematis untuk mengumpulkan dan menguji bukti audit secara objektif tentang suatu asersi atau pernyataan atau apapun objek audit, untuk memastikan kesesuaian asersi atau objek audit dengan kriteria yang berlaku, dan melaporkan hasil audit kepada pihak yang memberi penugasan audit.

Definisi tersebut sejalan dengan tujuan audit seperti yang dideskripsikan di atas, dan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

  1. Dilakukan secara sistematis.
  2. Dilakukan secara objektif.
  3. Dikumpulan bukti audit atau bukti pendukung dan diujinya.
  4. Kesesuaian dengan kriteria yang berlaku, dalam kontek laporan keuangan kriterinya adalah SAK.
  5. Hasil dilaporkan kepada pemberi penugasan audit.

No comments:

Post a Comment